Sabtu, 29 Desember 2018

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI DALAM MBTI


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Aplikasi Kepribadian MBTI”. 
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah sistem informasi psikologi. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. 
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya. 
Depok, 29 Desember 2018
Tim Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

                          A.  Latar Belakang

            Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta cara perilaku dan dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organism dan lingkungan eksternal (Wade, 2008)
            Ilmu psikologi sangat berperan penting dalam berbagai hal, contohnya tes kepribadian. Tujuan tes kepribadian adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersikap individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama diantara satu dengan yang lainnya dan kepribadian itu bukan berarti benar atau salah, bukan pula yang baik ataupun yang buruk. Tes tersebut berupa kuesioner atau instrument standar lainnya yang didesain untuk mengungkapkan karakter seseorang.  Tes kepribadian mempunyai tiga fungsi yaitu, fungsi seleksi, klasifikasi dan deskripsi. Fungsi seleksi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk memilih individu yang sesuai kualifikasi yang diharapkan melalui media online atau internet. Fungsi klasifikasi untuk mengelompokkan individu-individu dalam kelompok sejenis dari hasil tes yang dilakukan. Fungsi deskirpsi untuk menjelaskan profil seseorang baik kepribadian, tingkah laku, kemampuan, minat dan bakat.
            Berdasarkan fungsi tes kepribadian, aplikasi penilaian tes kepribadian berbasis online dirancang sebagai fungsi deskripsi yaitu untuk mengetahui minat dan bakat pada mahasiswa Universitas Gunadarma Depok. Sehingga lulusan universitas gunadarma memiliki kepribadian yang baik akan mensukseskan suatu pekerjaan, contohnya kedisiplinan, ketekunan, ketelitian dan semangat yang tinggi.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis dapat merumuskan suatu masalah yaitu;
1.                       Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
2.                       Apa faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang?
3.                       Apa yang dimaksud tes kepribadian?
4.                       Apa yang dimaksud tes kepribadian berbasis sistem informasi psikologi?
5.                       Bagaimana cara menggunakan aplikasi berbasis sistem informasi psikologi yang digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang?

C.    Tujuan
Berdasarkan berbagai permasalahan yang ditemukan, maka tujuan yang diharapkan penulis dapat tercapai yaitu;
1.                       Mengetahui pengertian dari kepribadian.
2.                       Memahami faktor-faktor teori kepribadian yang digunakan sebagai landasan pembuatan aplikasi tes kepribadian.
3.                       Mengetahui pengertian dari tes kepribadian. 
4.                       Membuat suatu aplikasi tes kepribadian yang berbasis sistem informasi psikologi yang dapat digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang.
5.                       Memahami cara penggunaan aplikasi tes kepribadian berbasis sistem inforamsi psikologi yang telah dibuat, sehingga dapat dioperasikan secara luas untuk mengetahui kepribadian seseorang.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kepribadian

1.        Definisi Kepribadian
Menurut Allport (dalam Sunaryo, 2004) kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
Menurut Parkinson (2004) kepribadian adalah sebuah cara yang dilakukan seseorang dalam merespon suatu situasi atau cara bertindak yang disukai seseorang terhadap keadaan maupun orang tertentu.

2.        Faktor Kepribadian
Menurut Buchanan dan Huczynski (1977) berikut ini merupakan faktor-faktor kepribadian yaitu:
a.        Faktor Biologis
 Tidak semua karakter fisik yang menggambarkan kepribadian seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh pandangan atau asumisi masyarakat mengenai karakteristik fisik tersebut. Sebagai contoh adalah adanya asumsi dalam masyarakat bahwa seorang pria yang berkumis tebal berkepribadian keras dan mudah marah, orang yang berbibir tipis identik dengan karakteristik suka berbicara (cerewet),dan sebagainya. Sebenarnya karakteristik fisik tersebut tidak menjamin orang bersangkutan memiliki kepribadian seperti yang diasumsikan oleh masyarakat, namun karena adanya apriori yang berkembang dalam masyarakat akibat kondisi kebudayaan sering kali memberi dampak psikologis tertentu dalam diri seseorang dan kebudayaan memiliki kepribadian seperti yang diasumsikan oleh orang banyak tersebut. Sehingga karakteristik fisik dapat pula menjadi faktor pembentuk perkembangan kepribadian meskipun tidak multak.
b.        Faktor Geografis
Setiap daerah mempunyai kekayaan alam yang berbeda-beda. Orang-orang yang tinggal di daerah yang kaya akan sumber daya alam dan menyediakan sumber makanan yang melimpah cenderung berkepribadian lemah dan malas, namun sebaliknya kondisi geografis yang tidak bersahabat cendrung menjadikan masyarakatnya berkepribadian keras, kuat, dan perkerja keras karena hal itu merupakan tuntutan untuk tetap bertahan hidup.
c.         Faktor Kebudayaan Khusus
 Adanya perbedaan kebudayaan pada setiap masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang, meskipun para sosiolog menyarankan agar tidak terlaly membesar-besarkan persoalan ini.
d.        Faktor Pengalaman Kelompok
Teman dalam suatu kelompok memberikan peran yang cukup penting dalam pengembangan kepribadian seseorang yang positif. Hal itu dikarenakan interaksi yang terjalin antarindividu dalam suatu kelompok cukup memberi dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
e.         Faktor Pengalaman Unik
Setiap individu pasti memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda dengan individu yang lain. Hal tersebut dikarenakan tiap-tiap individu akan mengalami pengalaman hidup yang berbeda-beda pada masing-masing individu.


3.        Tes Kepribadian
Menurut Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tes kepribadian ialah tes yang dipergunakan untuk mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian, dan kepribadian itu sifatnya individual, yang artinya tak seorang pun mempunyai kepribadian yang sama antara sau dengan yang lain. Kepribadian itu juga bukanalah suatu yang benar atau salah, bukan juga suatu yang baik atau buruk. Kepribadaian yaitu apa adanya diri kita yang telah mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda dengan yang lainnya.
4.        MBTI (Myer Briggs Type Indicator)
(Myer Briggs Type Indicator) merupakan tes inventori yang boleh dikatakan paling akurat, mudah digunakan dan banyak dipakai. MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian dari Carl Gustav Jung.
MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan.
Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki semuanya, hanya saja kita lebih cenderung atau nyaman pada salah satu arah tertentu. Berikut empat skala kecenderungan MBTI;
1.         Extrovert (E) vs. Introvert (I).
Dimensi E atau I melihat orientasi energi kita ke dalam atau ke luar.
Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal operasional. Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan focus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan pekerjaan back office.
2.         Sensing (S) vs. Intuition (N).
Dimensi S atau N melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman dan data konkrit serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Mereka fokus pada masa kini (apa yang bisa diperbaiki sekarang). Mereka bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Sementara tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang). Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide unik. Mereka bagus dalam penyusunan konsep, ide, dan visi jangka panjang.
3.         Thinking (T) vs. Feeling (F).
Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala. Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten. Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga prosedur/standar. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4.         Judging (J) vs. Perceiving (P).
Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di sini bukan berarti judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat). Mereka tidak suka hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin merencanakan pekerjaan dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan ketidakpastian membuat mereka bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.


B.     Sistem Informasi Psikologi

1.                  Definisi Sistem Informasi Psikologi
Sebelum menjabarkan definisi sistem informasi psikologi, berikut merupakan pengertian dari sistem, informasi, dan psikologi.
a.         Sistem
Menurut Indrajit (dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan- kumpulan dari komponen-komponen  yang dimiliki unsur keterkaitan satu dengan yang lainnya.  Menurut Jogianto (dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah objek-objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut Jerry FutzGerald, (dalam Hutahaean, 2014), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.



b.        Informasi
Menurut McFadden (dalam Anggraeni dan Irviani, 2017) informasi adalah data yang telah diproses pengetahuan seseorang yang menggunakan data sedemikian rupa sehingga meningkatkan tersebut. Menurut Hutahaean (2014) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu. Menurut Davis (dalam Anggraeni dan Irviani, 2017) informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

c.         Psikologi
Menurut Wade dan Tarvis (2008) psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal. Menurut Crow dan Crow (dalam Jahja, 2011) psikologi adalah tingkah laku manusia yaitu interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human relationship) maupun yang bukan manusia; hewan, iklim, dan kebudayaan. Menurut Santrock (dalam Sit, 2017) psikologi adalah kajian ilmiah terhadap proses perilaku dan mental.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah komponen yang membentuk prosedur-prosedur psikologis yang mempelajari hubungan antara perilaku dan juga proses mental manusia yang bertujuan untuk memberi pemahaman kontrol yang lebih baik terhadap perilaku organisme secara keseluruhan dan juga untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu baik saat ini atau mendatang.

2.                  Elemen Sistem Informasi Psikologi
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) elemen sistem adalah bagian terkecil sistem yang dapat didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang paling Untuk membangun sistem informasi psikologi, perlu menyiapkan kebutuhan untuk elemen sistem dan karakter sistem yang akan dibangun.


3.                  Karakteristik Sistem Informasi Psikologi
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat tertentu, antara lain:
a.         Komponen Sistem (Component): Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.
b.         Batasan Sistem (Boundary): Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.
c.         Subsistem (Sub system): Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
d.        Lingkungan Luar Sistem (Environment): Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.
e.         Penghubung Sistem (Interface): Media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub sistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya menglir dari suatu sub sistem ke subsistem lainnya. 
f.          Masukan Sistem (Input) Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.
g.         Keluaran Sistem (Output): Hasil energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
h.         Pengolahan Sistem (Process): Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
i.           Sistem (Object): Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.


4.                  Elemen-elemen Sistem Informasi Psikologi dalam Aplikasi MBTI
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut pengaplikasian dari setiap elemen-elemen sistem informasi yang dihubungkan dengan kegunaan sistem informasi tersebut dalam pembuatan tes Kepribadian MBTI . Oleh karena itu, interaksi antar elemen yang akan terjadi untuk membangun suatu sistem yang mampu beroperasi dengan baik dan benar untuk mengetahui kepribadian seseorang adalah sebagai berikut;
a.         Tujuan
Tim penulis akan membuat suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengetahui kepribadian individu melalui pemrosesan sejumlah data yang diperoleh.
b.         Input
Masukkan data yang diterima berupa 2 opsi pilihan jawaban yang berupa pernyataan yang sesuai menurut individu masing-masing, jika total aitem terdiri dari 60 pernyataan.
c.       Proses
Data masukkan yang diberikan akan diterima oleh sistem yang selanjutnya akan melalui proses skoring pada sistem untuk mengetahui jawaban individu tersebut. Masing-masing dimensi yang ada, jumlahnya akan otomatis terakumulasi dan setelah itu baru bisa digolongkan individu masuk kedalam dimensi yang mana.
d.      Output
Hasil akhir yang diperoleh setelah data yang individu berikan diproses melalui sistem pemrosesan. Pada bagian ini akan ditunjukkan kepribadian masing-masing individu.
e.       Mekanisme Kontrol
Tim penulis akan membuat suatu sistem yang hanya akan memberikan 2 opsi jawaban, sehingga data masukkan yang diberikan individu hanyalah data yang sesuai dengan data yang mampu diolah oleh sistem. Selain itu, akan diberikan tulisan terkait instruksi dalam pengisian agar memudahkan individu dalam memilih jawaban yang sesuai dengan kepribadian masing-masing individu.

A.    Cara Penggunaan Sistem Informasi Psikologi (Interface)

Berikut merupakan hasil pembuatan aplikasi tes kepribadian menggunakan Myers- Briggs Type Indicator (MBTI).
a.       Halaman awal tes kepribadian MBTI
Lakukan double click pada icon aplikasi MBTI



b.         Kemudian akan muncul penjelasan singkat mengenai MBTI



c.   Tampilan yang terdapat di bawah merupakan contoh daftar pertanyaan yang harus dijawab. Testee harus memilih salah satu pilihan diantara dua pilihan pada tiap barisnya. Bila tester sudah selesai pada halaman pertama, testee harus mengklik tombol next di pojok kanan bawah untuk kehalaman selanjutnya. Bila testee sudah selesai mengerjakan semua halaman, testee harus mengklik tombol finish.




d.      Gambar di bawah merupakan contoh kerangka hasil tes kepribadian setelah melakukan tes kepribadian. Hasil tes berupa grafik perbandingan komponen kepribadian, penjelasan singkat mengenai kepribadian yang dimiliki testee, saran pengembangan dan profesi yang cocok dengan testee.









DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, E. Y., Irviani, R. (2017). Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Buchanan & A. Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings. London: Prentice 

Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
      
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kusrini. (2007). Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: ANDI.
Parkinson, M. (2004). Memahami Kuesioner Kepribadian. Solo: Tiga Serangkai.
Sit, M. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama. Jakarta:  Kencana.
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Wade, C., Tavris, C. (2008). Psikologi Edisi 9 Jilid 1. Jakarta: Erlangga,