Senin, 23 Oktober 2017

Keberbakatan


PENGERTIAN KEBERBAKATAN


Image result for anak berbakat    Menurut Clark (dalam Semiawan, 1997) pada hakikatnya keberbakatan adalah konsep yang berakar secara biologis dari orak dan merupakan integrasi yang terakselerasikan dari fungsi otak itu. Hal ini mencakup penginderaan fisik, emosi, kognisi dan intuisi.

      Menurut Terman (dalam Fawzia, 2000) anak berbakat adalah anak yang secara global menguasai semua mata pelajaran dan bahkan berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tingi pada usia yang sangat muda.

     Menurut Coleman (1985) anak berbakat adalah mereka yang tingkat intelegensinya jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas. 

KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT

1. Karakteristik Fisik
Menurut Hallahan dan Kauffman (1994) anak berbakat cenderung lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, lebih bertenaga, dan lebih sehat daripada anak-anak lain seusianya yang memiliki intelegensi rata-rata. Banyak anak berbakat yang menonjol dalam kemampuan atletik dan beragam macam- macam olahraga. 

2. Karakteristik Sosial dan Emosional
Menurut Hallahan dan Kauffman (1994) anak berbakat cenderung gembira, disenangi oleh teman-temannya, dan menjadi pemimpin sosial di sekolahnya. Mayoritas di atara mereka stabil secara emosional dan kurang rentan terhadap gangguan neurotic dan psikotik daripada anak-anak normal.mereka memiliki minat yang luas dan beragam, serta mempresentasikan diri mereka secara positif.
Menurut Winner (2000) anak berbakat juga cenderung bersifat introvert dan lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri.
Penelitian Leta Hollingworth menemukan bahwa anak berbakat dengan IQ 180 atau lebih ternyata terisolasi dari teman-teman sebayanya dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik saat dewasa.

3. Karakteristik Pendidikan
Anak berbakat cenderung lebih maju daripada anak normal dalam prestasi akademik. Mayoritas   di antara mereka dengan cepat belajar membaca dan lebih menonjol dalam membaca daripada dalam bidang-bidang yang memerlukan ketrampilan manual, seperti menulis dan seni.



DAFTAR PUSTAKA
Basuki, A.M.H. (2005). Kreatifitas, Keberbakatan, Intelektual, dan Faktor-faktor Pendukung dalam Pengembangannya. Depok: Universitas Gunadarma.

Gunarsa, S.D.(2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Semiawan, C. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT.Grasindo.

Jumat, 06 Oktober 2017

TOKOH BERBAKAT & KREATIF

MERRY RIANA

Kali ini saya akan membahas tentang seorang wanita inspiratif kelahiran Jakarta, 29 Mei 1980 yaitu Merry Riana. Siapa sih yang gak tau Merry Riana. Seorang entrepreneur wanita yang sukses di usia muda. Ia juga seorang speaker, trainer dan motivator. Merry mencapai penghasilan satu juta dolar di usia 26 tahun, dan diliput oleh berbagai media massa, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di Singapura, Malaysia, dan Vietnam. 

Ayahnya bernama Ir. Suanto Sosrosaputro dan ibunya bernama Lynda Sanian. Merry Riana lahir dan tumbuh di sebuah keluarga sederhana keturunan Tionghoa. Orangtua Merry adalah seorang pebisnis dan ibu rumah tangga. Ia merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Adiknya bernama Aris dan juga Erick. Sebagai anak tertua dalam keluarga, ia harus menjadi panutan dalam keluarganya agar adik-adiknya dapat mencontohnya.
Merry Riana memulai pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) Don Bosco Pulomas, tamat dari sana ia kemudian masuk di SMP Santa Ursula dan juga SMA ia lanjutkan di sekolah yang sama yaitu SMA Santa Ursula yang merupakan sekolah katolik khusus perempuan yang berada di Jakarta Pusat.Setelah lulus dari SMA.
Tetapi, sukses tidak datang dengan mudah untuk Merry. Dia terpaksa merantau ke Singapura tahun 1998, untuk melanjutkan pendidikannya di Nanyang Technological University (NTU), dan untuk mengungsi dari Indonesia yang sedang dilanda krisis moneter dan kerusuhan pada saat itu. Merry hanya berbekal seadanya, dengan sejumlah uang yang sangat terbatas, pada saat dia pertama kalinya sampai di Singapura. Untuk memenuhi biaya hidup dan kuliahnya, Merry terpaksa harus berutang pada pemerintah Singapura. Tetapi, ternyata itu pun tidak cukup, dan Merry harus berjuang melalui masa-masa kuliahnya dengan keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Untuk menghemat, Merry menjalani hari-harinya dengan standard kehidupan yang sangat sederhana. Merry harus membiasakan dirinya untuk makan hanya roti tawar, mi instan, dan terkadang bahkan terpaksa untuk tidak makan, karena keadaan keuangan yang tidak mendukung.
Ditengah-tengah perjuangannya untuk kuliah di NTU, yang terkenal dengan standard pendidikan dan disiplinnya yang sangat tinggi, Merry masih harus bekerja part-time sebagai seorang pembagi brosur di jalan, staf di toko bunga, dan pelayan restoran di hotel.
Ketika lulus, Merry sadar bahwa utangnya pada pemerintah Singapura sudah mencapai 40 ribu dolar, atau sekitar 300 juta rupiah. Bertujuan membayar utang-utangnya dan mencapai mimpinya untuk meraih kebebasan finansial, Merry mengambil sebuah keputusan ekstrem untuk menjadi seorang entrepreneur. Merry tidak memiliki modal, koneksi, dan keahlian apapun. Namun dengan attitude yang positif, ketekunan, dan kerja keras yang luar biasa, Merry akhirnya berhasil membayar lunas semua utangnya dalam waktu 6 bulan dan mencapai kebebasan finansial 4 tahun setelah kelulusannya.
Dari cerita mengenai Merry Riana diatas tentang perjuangan Merry Riana untuk  menjadi seorang entrepreneur yang sukses di usia muda dan mencapai penghasilan satu juta dolar di usia 26 tahun yang dahulunya harus berjuang melalui masa-masa kuliahnya di Singapura dengan keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan, dan mengharuskan untuk bekerja part-time sebagai seorang pembagi brosur di jalan, staf di toko bunga, dan pelayan restoran di hotel. Saya ingin mengaitkan dengan prinsip pertama dari teori Adler yaitu kekuatan dinamis di balik perilaku manusia adalah berjuang untuk meraih keberhasilan atau superioritas. Setiap orang memulai hidup dengan kelemahan fisik yang memunculkan perasaan inferior atau perasaan yang memotivasi seseorang yang berjuang demi meraih superioritas atau keberhasilan.
Menurut Adler (1956) manusia berjuang demi sebuah tujuan akhir, entah itu superioritas pribadi atau keberhasilan untuk semua umat manusia. Merry Riana bukan hanya berjuang meraih superioritas pribadi namun untuk keberhasilan semua umat. Saat ini Merry aktif memberikan motivasi dan mejadi pembicara yang paling diminati saat ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca.

Sumber:
Feist, J., Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
https://merryriana.com/personal/kisah-hidup-merry-riana/

Yunithalia Windia Astari
17515357
3PA10