KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kami nikmat iman dan
kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Aplikasi
Kepribadian MBTI”.
Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Adapun penulisan
makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah sistem informasi psikologi. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini. Kami juga berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Tak
lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami
ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu
berikutnya.
Depok,
29 Desember 2018
Tim
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi
adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses
mental serta cara perilaku dan dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh
kondisi mental organism dan lingkungan eksternal (Wade, 2008)
Ilmu psikologi sangat berperan
penting dalam berbagai hal, contohnya tes kepribadian. Tujuan tes kepribadian
adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu
sendiri bersikap individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki
kepribadian yang sama diantara satu dengan yang lainnya dan kepribadian itu
bukan berarti benar atau salah, bukan pula yang baik ataupun yang buruk. Tes
tersebut berupa kuesioner atau instrument standar lainnya yang didesain untuk
mengungkapkan karakter seseorang. Tes
kepribadian mempunyai tiga fungsi yaitu, fungsi seleksi, klasifikasi dan
deskripsi. Fungsi seleksi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk
memilih individu yang sesuai kualifikasi yang diharapkan melalui media online
atau internet. Fungsi klasifikasi untuk mengelompokkan individu-individu dalam
kelompok sejenis dari hasil tes yang dilakukan. Fungsi deskirpsi untuk
menjelaskan profil seseorang baik kepribadian, tingkah laku, kemampuan, minat
dan bakat.
Berdasarkan fungsi tes kepribadian,
aplikasi penilaian tes kepribadian berbasis online
dirancang sebagai fungsi deskripsi yaitu untuk mengetahui minat dan bakat pada
mahasiswa Universitas Gunadarma Depok. Sehingga lulusan universitas gunadarma
memiliki kepribadian yang baik akan mensukseskan suatu pekerjaan, contohnya
kedisiplinan, ketekunan, ketelitian dan semangat yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan, maka penulis dapat merumuskan suatu masalah
yaitu;
1.
Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
2.
Apa faktor yang mempengaruhi kepribadian
seseorang?
3.
Apa yang dimaksud tes kepribadian?
4.
Apa yang dimaksud tes kepribadian berbasis sistem
informasi psikologi?
5.
Bagaimana cara menggunakan
aplikasi berbasis sistem informasi psikologi yang digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang?
C. Tujuan
Berdasarkan berbagai
permasalahan yang ditemukan, maka tujuan yang diharapkan penulis dapat tercapai
yaitu;
1.
Mengetahui pengertian dari kepribadian.
2.
Memahami faktor-faktor teori kepribadian yang digunakan sebagai
landasan pembuatan aplikasi tes kepribadian.
3.
Mengetahui pengertian dari tes kepribadian.
4.
Membuat suatu aplikasi tes kepribadian yang berbasis sistem informasi
psikologi yang dapat digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang.
5.
Memahami cara penggunaan aplikasi
tes kepribadian berbasis sistem inforamsi
psikologi yang telah dibuat, sehingga dapat dioperasikan secara luas untuk mengetahui kepribadian seseorang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kepribadian
1.
Definisi
Kepribadian
Menurut Allport (dalam Sunaryo, 2004) kepribadian adalah suatu
organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikofisis di dalam individu yang
menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
Menurut Parkinson (2004) kepribadian adalah sebuah cara yang dilakukan
seseorang dalam merespon suatu situasi atau cara bertindak yang disukai
seseorang terhadap keadaan maupun orang tertentu.
2.
Faktor
Kepribadian
Menurut
Buchanan dan Huczynski (1977) berikut ini merupakan faktor-faktor
kepribadian yaitu:
a.
Faktor Biologis
Tidak semua karakter fisik yang menggambarkan
kepribadian seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh pandangan atau asumisi
masyarakat mengenai karakteristik fisik tersebut. Sebagai contoh adalah adanya
asumsi dalam masyarakat bahwa seorang pria yang berkumis tebal berkepribadian
keras dan mudah marah, orang yang berbibir tipis identik dengan karakteristik
suka berbicara (cerewet),dan sebagainya. Sebenarnya karakteristik fisik
tersebut tidak menjamin orang bersangkutan memiliki kepribadian seperti yang
diasumsikan oleh masyarakat, namun karena adanya apriori yang berkembang dalam
masyarakat akibat kondisi kebudayaan sering kali memberi dampak psikologis
tertentu dalam diri seseorang dan kebudayaan memiliki kepribadian seperti yang
diasumsikan oleh orang banyak tersebut. Sehingga karakteristik fisik dapat pula
menjadi faktor pembentuk perkembangan kepribadian meskipun tidak multak.
b.
Faktor Geografis
Setiap daerah mempunyai kekayaan alam yang
berbeda-beda. Orang-orang yang tinggal di daerah yang kaya akan sumber daya
alam dan menyediakan sumber makanan yang melimpah cenderung berkepribadian
lemah dan malas, namun sebaliknya kondisi geografis yang tidak bersahabat
cendrung menjadikan masyarakatnya berkepribadian keras, kuat, dan perkerja
keras karena hal itu merupakan tuntutan untuk tetap bertahan hidup.
c.
Faktor Kebudayaan Khusus
Adanya perbedaan kebudayaan pada setiap
masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang,
meskipun para sosiolog menyarankan agar tidak terlaly membesar-besarkan
persoalan ini.
d.
Faktor Pengalaman Kelompok
Teman dalam suatu kelompok memberikan peran yang
cukup penting dalam pengembangan kepribadian seseorang yang positif. Hal itu
dikarenakan interaksi yang terjalin antarindividu dalam suatu kelompok cukup
memberi dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
e.
Faktor Pengalaman Unik
Setiap individu pasti memiliki kepribadian yang
unik dan berbeda-beda dengan individu yang lain. Hal tersebut dikarenakan
tiap-tiap individu akan mengalami pengalaman hidup yang berbeda-beda pada
masing-masing individu.
3.
Tes
Kepribadian
Menurut
Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tes kepribadian ialah tes yang dipergunakan untuk
mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian, dan kepribadian itu sifatnya
individual, yang artinya tak seorang pun mempunyai kepribadian yang sama antara
sau dengan yang lain. Kepribadian itu juga bukanalah suatu yang benar atau
salah, bukan juga suatu yang baik atau buruk. Kepribadaian yaitu apa adanya
diri kita yang telah mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda dengan yang
lainnya.
4.
MBTI
(Myer Briggs Type Indicator)
(Myer
Briggs Type Indicator) merupakan tes inventori yang boleh dikatakan paling
akurat, mudah digunakan dan banyak dipakai. MBTI dikembangkan oleh Katharine
Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori
kepribadian dari Carl Gustav Jung.
MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang
saling berlawanan.
Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki
semuanya, hanya saja kita lebih cenderung atau nyaman pada salah satu arah tertentu. Berikut
empat skala kecenderungan MBTI;
1.
Extrovert (E) vs. Introvert
(I).
Dimensi E atau I melihat orientasi energi kita ke dalam atau ke
luar.
Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka
bergaul, menyenangi interaksi sosial,
beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action
oriented. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal operasional.
Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri).
Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak begitu suka
bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi
dan focus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan pekerjaan back office.
2.
Sensing (S) vs. Intuition (N).
Dimensi S atau N melihat bagaimana individu memproses data. Sensing
memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis,
realistis dan melihat data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman
dan data konkrit serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Mereka fokus pada
masa kini (apa yang bisa diperbaiki sekarang). Mereka bagus dalam perencanaan
teknis dan detail aplikatif. Sementara tipe intuition memproses data dengan
melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai
kemungkinan yang bisa terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik,
dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang).
Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide unik. Mereka bagus dalam penyusunan
konsep, ide, dan visi jangka panjang.
3.
Thinking (T) vs. Feeling (F).
Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking
adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk
mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif.
Terkesan kaku dan keras kepala. Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten.
Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga prosedur/standar. Sementara feeling
adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini
ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan
subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan
menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4.
Judging (J) vs. Perceiving (P).
Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di
sini bukan berarti judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe
orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa
berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat). Mereka tidak suka
hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin merencanakan pekerjaan
dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur,
dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang
bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat
beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan
ketidakpastian membuat mereka bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan
situasi mendadak.
B.
Sistem
Informasi Psikologi
1.
Definisi
Sistem Informasi Psikologi
Sebelum menjabarkan definisi sistem informasi
psikologi, berikut merupakan pengertian dari sistem, informasi, dan psikologi.
a.
Sistem
Menurut Indrajit (dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa
sistem mengandung arti kumpulan- kumpulan dari komponen-komponen yang
dimiliki unsur keterkaitan satu dengan yang lainnya. Menurut Jogianto
(dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah objek-objek nyata,
seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut
Jerry FutzGerald, (dalam Hutahaean, 2014), sistem adalah suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
b.
Informasi
Menurut McFadden (dalam Anggraeni dan Irviani, 2017) informasi
adalah data yang telah diproses pengetahuan seseorang yang menggunakan data
sedemikian rupa sehingga meningkatkan tersebut. Menurut Hutahaean (2014)
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian
(event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu. Menurut Davis (dalam
Anggraeni dan Irviani, 2017) informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfat dalam pengambilan
keputusan saat ini atau mendatang.
c.
Psikologi
Menurut Wade dan
Tarvis (2008) psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku
dan berbagai proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental ini
dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal. Menurut
Crow dan Crow (dalam Jahja, 2011) psikologi adalah tingkah laku manusia yaitu
interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human
relationship) maupun yang bukan manusia; hewan, iklim, dan kebudayaan. Menurut
Santrock (dalam Sit, 2017) psikologi adalah kajian ilmiah terhadap proses
perilaku dan mental.
Dari
pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi
adalah komponen yang membentuk prosedur-prosedur psikologis yang mempelajari
hubungan antara perilaku dan juga proses mental manusia yang bertujuan untuk
memberi pemahaman kontrol yang lebih baik terhadap perilaku organisme secara
keseluruhan dan juga untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu baik saat ini
atau mendatang.
2.
Elemen
Sistem Informasi Psikologi
Menurut
Anggraeni dan Irviani (2017) elemen sistem adalah bagian terkecil sistem yang
dapat didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari subsistem-subsistem,
maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang paling Untuk membangun sistem
informasi psikologi, perlu menyiapkan kebutuhan untuk elemen sistem dan
karakter sistem yang akan dibangun.
3.
Karakteristik
Sistem Informasi Psikologi
Menurut
Anggraeni dan Irviani (2017) sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat
tertentu, antara lain:
a.
Komponen Sistem (Component):
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.
b.
Batasan Sistem (Boundary):
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau
dengan lingkungan kerjanya.
c.
Subsistem (Sub system): Bagian-bagian dari sistem yang
beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan
sasarannya masing-masing.
d.
Lingkungan Luar Sistem (Environment):
Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi
sistem.
e.
Penghubung Sistem (Interface):
Media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub sistem lain. Adanya
penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya menglir dari suatu sub sistem
ke subsistem lainnya.
f.
Masukan Sistem (Input)
Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan
perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
berinteraksi.
g.
Keluaran Sistem (Output):
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna dan
sisa pembuangan.
h.
Pengolahan Sistem (Process):
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
i.
Sistem (Object):
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai
sasaran atau tujuan.
4.
Elemen-elemen
Sistem Informasi Psikologi dalam Aplikasi MBTI
Berdasarkan
penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pada bagian ini akan dibahas
lebih lanjut pengaplikasian dari setiap elemen-elemen sistem informasi yang
dihubungkan dengan kegunaan sistem informasi tersebut dalam pembuatan tes
Kepribadian MBTI . Oleh karena itu, interaksi antar elemen yang akan terjadi
untuk membangun suatu sistem yang mampu beroperasi dengan baik dan benar untuk
mengetahui kepribadian seseorang adalah sebagai berikut;
a.
Tujuan
Tim
penulis akan membuat suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengetahui
kepribadian individu melalui pemrosesan sejumlah data yang diperoleh.
b.
Input
Masukkan
data yang diterima berupa 2 opsi pilihan jawaban yang berupa pernyataan yang
sesuai menurut individu masing-masing, jika total aitem terdiri dari 60
pernyataan.
c.
Proses
Data
masukkan yang diberikan akan diterima oleh sistem yang selanjutnya akan melalui
proses skoring pada sistem untuk mengetahui jawaban individu tersebut.
Masing-masing dimensi yang ada, jumlahnya akan otomatis terakumulasi dan
setelah itu baru bisa digolongkan individu masuk kedalam dimensi yang mana.
d.
Output
Hasil
akhir yang diperoleh setelah data yang individu berikan diproses melalui sistem
pemrosesan. Pada bagian ini akan ditunjukkan kepribadian masing-masing
individu.
e.
Mekanisme Kontrol
Tim penulis akan
membuat suatu sistem yang hanya akan memberikan 2 opsi jawaban, sehingga data
masukkan yang diberikan individu hanyalah data yang sesuai dengan data yang
mampu diolah oleh sistem. Selain itu, akan diberikan tulisan terkait instruksi
dalam pengisian agar memudahkan individu dalam memilih jawaban yang sesuai
dengan kepribadian masing-masing individu.
A.
Cara
Penggunaan Sistem Informasi Psikologi (Interface)
Berikut merupakan hasil
pembuatan aplikasi tes kepribadian menggunakan Myers- Briggs Type Indicator
(MBTI).
a. Halaman
awal tes kepribadian MBTI
Lakukan
double click pada icon aplikasi
MBTI
b. Kemudian akan muncul penjelasan singkat mengenai MBTI
c. Tampilan yang terdapat di bawah merupakan contoh daftar pertanyaan yang harus dijawab. Testee harus memilih salah satu pilihan diantara dua pilihan pada tiap barisnya. Bila tester sudah selesai pada halaman pertama, testee harus mengklik tombol next di pojok kanan bawah untuk kehalaman selanjutnya. Bila testee sudah selesai mengerjakan semua halaman, testee harus mengklik tombol finish.
d. Gambar di bawah merupakan contoh kerangka hasil tes kepribadian setelah melakukan tes kepribadian. Hasil tes berupa grafik perbandingan komponen kepribadian, penjelasan singkat mengenai kepribadian yang dimiliki testee, saran pengembangan dan profesi yang cocok dengan testee.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggraeni,
E. Y., Irviani, R. (2017). Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta:
ANDI.
Buchanan & A. Huczynski. 1977. Organizational
Behavior: Integrated Readings. London: Prentice
Hutahaean,
J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Jahja,
Y. (2011). Psikologi Perkembangan Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Kusrini.
(2007). Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data.
Yogyakarta: ANDI.
Parkinson,
M. (2004). Memahami Kuesioner
Kepribadian. Solo: Tiga Serangkai.
Sit,
M. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana.
Sunaryo.
(2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Wade,
C., Tavris, C. (2008). Psikologi Edisi 9 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga,