KOMPAS.com — Tak lama setelah kematian Robin Williams, sang istri mengungkapkan bahwa menjelang kematiannya, Williams didiagnosis menderita penyakit parkinson. Sejumlah tokoh dunia diketahui juga menderita penyakit ini, seperti mendiang Paus Yohanes Paulus II, petinju Muhammad Ali, bahkan Adolf Hitler.
Penyakit parkinson
merupakan penyakit yang banyak diderita orang berusia lanjut dan menyebabkan
ketidakmampuan gerak yang terus memburuk dan terjadi dalam jangka panjang.
Menurut National Parkinson
Foundation, di Amerika Serikat saja 50.000-60.000 orang terdiagnosis parkinson
setiap tahunnya. Nama penyakit ini sebenarnya berasal dari nama seorang dokter
Inggris, James Parkinson, yang memublikasikan pertama kali penyakit kerusakan
otak ini.
Penyebab pasti dari
penyakit ini sangat beragam. Profesor Sandra Kostyk, pakar saraf di Ohio State
University, mengatakan, meskipun gejalanya hampir sama di setiap orang, tetapi
mungkin ada perbedaan penting yang menyebabkan penyakit ini.
Parkinson dapat disebabkan
oleh faktor genetik dan lingkungan, misalnya cedera kepala atau paparan
pestisida. Sering kali penyebab seseorang menderita parkinson adalah karena
kombinasi dari keduanya. Pria secara umum lebih berisiko terkena penyakit ini dibandingkan
wanita.
Penyakit ini merupakan
hasil dari kerusakan sel pada beberapa daerah di otak, khususnya substansia
nigra, daerah yang bertanggung jawab atas produksi dopamin. Dopamin adalah
senyawa kimia otak yang mampu mengantarkan sinyal di otak untuk mengoordinasi
gerakan. Kekurangan dopamin menyebabkan seseorang tidak mampu menggerakkan
anggota tubuhnya dengan baik.
Gejala umum yang
ditunjukkan orang dengan parkinson adalah gemetar, pergerakan lambat, otot
kaku, masalah pada keseimbangan, dan hilang pergerakan refleks otomatis seperti
tersenyum atau gerakan tangan menganyun ketika berjalan.
Selain gejala motorik,
parkinson juga menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti demensia, cemas,
depresi perubahan cara berbicara, atau insomnia. Gejala parkinson juga dapat
berupa tekanan darah rendah dan konstipasi.
Penyakit ini biasanya sulit
untuk terdiagnosis pada tahap awal. Belum ada tes yang efektif untuk
mendiagnosis parkinson, tetapi biasanya pasien didiagnosis setelah dokter
melihat riwayat kesehatannya dan melakukan pemeriksaan saraf.
Hingga saat ini, penyakit
ini belum bisa disembuhkan. Terapi bertujuan untuk memperbaiki dan mengelola
gejala. Reaksi seseorang terhadap terapi parkinson juga tidak seragam sehingga
belum tentu satu jenis terapi cocok digunakan semua orang. Selain terapi dengan
obat-obatan, pasien juga perlu melakukan terapi fisik dan berbicara serta
perubahan gaya hidup untuk mengelola dan memperlambat perkembangan dari
penyakit.
Penulis : Unoviana Kartika
Repost from :
Tanggapan:
Menurut saya artikel yang berjudul “apa itu Parkinson?” yang ditulis
oleh Unoviana Kartika sangat bermanfaat bagi orang awam yang tidak mengetahui
apa itu Parkinson. Dalam artikel tersebut terinci secara jelas apa itu Parkinson, penyebab Parkinson, dan gejala Parkinson. Dengan membaca artikel tersebut kita dapat mewaspadai penyakit Parkinson. Sebagaimana kita ketahui bahwa Parkinson bukan penyakit yang bisa dianggap enteng, karena Parkinson dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Semoga setelah membaca artikel yang berjudul "apa itu Parkinson?'' dapat membuat masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan.