Kamis, 14 April 2016

Matoa, Tumbuhan Khas Papua

Pometia pinnata atau yang lebih dikenal dengan matoa adalah tanaman khas Papua. Matoa termasuk ke dalam famili Sapindaceae. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 mdpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea.




Pohon Matoa

Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Sapindales
Famili:
Sapindaceae
Genus:
Pometia
Spesies:
P. pinnata
Di Papua, pohon matoa bisa tumbuh sampai dengan diameter pelukan tiga orang dewasa. Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm. Ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna hijau kekuningan atau coklat kehitaman. Terdapat dua jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm.
Buah Matoa yang masih mentah

Buah Matoa yang sudah matang
            Umumnya matoa berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.
            Buah matoa dapat dikonsumsi segar dan memiliki rasa seperti gabungan antara rambutan dan lengkeng yang tentu saja membuat buah ini sangat lezat. Karena rasanya yang enak, buah ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Buah matoa kaya akan vitamin C dan vitamin E.
Kandungan vitamin C dalam buah matoa bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang menyerang sistem kekebalan tubuh,  meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Kandungan vitamin E pada buah matoa dapat membantu meringankan stress, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesuburan serta meminimalkan resiko terserang penyakit kanker serta penyakit jantung koroner, menjaga kesehatan kulit dengan cara menjaga serta meningkatkan kelembapan serta elastisitas kulit, menjaga tubuh dari serangan radikal bebas yang bisa merusak serta menggerogoti sel-sel tubuh.
Walau banyak memiliki kandungan vitamin C dan E sebaiknya tidak mengkonsumsi matoa secara berlebihan karena buah ini kaya akan kandungan glukosa jenuh sehingga jika terlalu banyak mengkonsumsinya akan menyebabkan “teler”.

Selain kaya akan manfaat matoa juga memiliki manfaat lain. Kulit kayu matoa sering digunakan masyarakat Priangan Jawa Barat untuk pengobatan luka sedangkan masyarakat Malaysia menggunakannya untuk dicampurkan dengan air yang akan digunakan untuk mandi saat menderita demam. Caranya dengan merebus kulit kayu dan daun pohon matoa bersama dengan air. Lalu air rebusan kemudian digunakan untuk mandi. Pohon matoa juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan perahu dan mebel.


Sumber :
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1045
https://rindangsekali.wordpress.com/matoa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar