Minggu, 03 Juli 2016

Summary Seminar PIASE Anak Berkebutuhan Khusus 2016

Kali ini saya akan membahas mengenai kegiatan saya mengikuti seminar. Seminar yang saya ikuti adalah PIASE yaitu Psychology Innovation in Art, Social and Education yang diadakan oleh BEMF Psikologi Universitas Gunadarma. PIASE 2016 bertemakan “Let Your Mind Be Colored”, adalah suatu rangkaian acara seni yang berlandaskan adanya unsur sosial dan edukasi yang dapat memberikan kelengkapan pemenuhan fungsi indera manusia yang mencangkup proses visual, auditori dan sensoris. Acara PIASE ini tidak hanya untuk mahasiswa jurusan psikologi.
PIASE 2016 memiliki berbagai rangkaian acara yaitu:
1. Singing Competition
2. Talkshow Musik
3. Talkshow Anak Berkebutuhan Khusus
4. Psychology Village
Saya mengikuti salah satu rangkaian acara PIASE yaitu talkshow anak berkebutuhan khusus pada hari Rabu, 25 Mei 2016  yang berlokasi di Auditorium D462, Universitas Gunadarma Depok.
Talkshow anak berkebutuhan khusus dibuka dengan penampilan dari Zelda Maharani yaitu kontestan Mamamia dengan membawakan lagu yang menyentuh hati setiap orang yang hadir. Talkshow ini dihadiri oleh pembicara yang sudah tidak asing lagi yaitu Arist Merdeka Sirait selaku ketua KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia), dan seorang psikolog yaitu Katarina Ira Puspita.
Ibu Katarina membahas bahwa tidak semua anak berkebutuhan khusus mengalami tantrum. Anak yang mengalami tantrum biasanya anak tersebut tidak dapat menyampaikan apa yang dirasakan. Cara untuk mengatasi tantrum yaitu kita harus tenang dalam menghadapi anak yang tantrum, jangan mudah terpancing amarah, sebisa mungkin jangan berkomunikasi pada saat anak sedang tantrum, saat anak sudah mulai tenang diberi pelukan kasih sayang dan ajak bicara, bila anak memukul dirinya sendiri sebisa mungkin pegang tangan anak dan beri pelukan agar anak tidak melukai diri sendiri.
Bapak Arist Merdeka Sirait membahas bahwa Indonesia darurat kejahatan seksual, dan bahkan menimpa anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus rentan mengalami pelecehan seksual. Pelakunya bisa dari orang terdekat. Solusinya adalah menanamkan nilai-nilai keagamaan dan spiritual, menekankan bahwa anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak untuk hidup, dan menempatkan anak-anak berkebutuhan khusus untuk menghindari kejahatan seksual.  Seks edukasi untuk anak berkebutuhan khusus juga penting untuk dilakukan, dengan cara memberikan gambar yang konkrit, diberi tahu apa yang boleh/ tidak boleh disentuh orang lain, mengenalkan alat organitas.
Acara talksow anak berkebutuhan khusus ditutup dengan penampilan anak-anak berkebutuhan khusus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar