Kali ini saya akan membahas mengenai kegiatan
saya mengikuti seminar. Seminar yang saya ikuti adalah PIASE yaitu Psychology Innovation in Art, Social and
Education yang diadakan oleh BEMF Psikologi Universitas Gunadarma. PIASE 2016
bertemakan “Let Your Mind Be Colored”,
adalah suatu rangkaian acara seni yang berlandaskan adanya unsur sosial dan
edukasi yang dapat memberikan kelengkapan pemenuhan fungsi indera manusia yang
mencangkup proses visual, auditori dan sensoris. Acara PIASE ini tidak hanya
untuk mahasiswa jurusan psikologi.
PIASE 2016 memiliki berbagai rangkaian acara yaitu:
1. Singing Competition
2. Talkshow Musik
3. Talkshow Anak Berkebutuhan Khusus
4. Psychology Village
1. Singing Competition
2. Talkshow Musik
3. Talkshow Anak Berkebutuhan Khusus
4. Psychology Village
Saya mengikuti salah satu rangkaian acara PIASE
yaitu talkshow anak berkebutuhan khusus pada hari Rabu, 25 Mei 2016 yang berlokasi di Auditorium D462, Universitas
Gunadarma Depok.
Talkshow anak
berkebutuhan khusus dibuka dengan penampilan dari Zelda Maharani yaitu
kontestan Mamamia dengan membawakan lagu yang menyentuh hati setiap orang yang
hadir. Talkshow ini dihadiri oleh pembicara yang sudah tidak asing lagi yaitu
Arist Merdeka Sirait selaku ketua KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia),
dan seorang psikolog yaitu Katarina Ira Puspita.
Ibu Katarina
membahas bahwa tidak semua anak berkebutuhan khusus mengalami tantrum. Anak yang
mengalami tantrum biasanya anak tersebut tidak dapat menyampaikan apa yang
dirasakan. Cara untuk mengatasi tantrum yaitu kita harus tenang dalam
menghadapi anak yang tantrum, jangan mudah terpancing amarah, sebisa mungkin
jangan berkomunikasi pada saat anak sedang tantrum, saat anak sudah mulai
tenang diberi pelukan kasih sayang dan ajak bicara, bila anak memukul dirinya
sendiri sebisa mungkin pegang tangan anak dan beri pelukan agar anak tidak
melukai diri sendiri.
Bapak Arist Merdeka
Sirait membahas bahwa Indonesia darurat kejahatan seksual, dan bahkan menimpa
anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus rentan mengalami pelecehan
seksual. Pelakunya bisa dari orang terdekat. Solusinya adalah menanamkan
nilai-nilai keagamaan dan spiritual, menekankan bahwa anak berkebutuhan khusus juga
memiliki hak untuk hidup, dan menempatkan anak-anak berkebutuhan khusus untuk
menghindari kejahatan seksual. Seks edukasi
untuk anak berkebutuhan khusus juga penting untuk dilakukan, dengan cara
memberikan gambar yang konkrit, diberi tahu apa yang boleh/ tidak boleh
disentuh orang lain, mengenalkan alat organitas.
Acara talksow anak
berkebutuhan khusus ditutup dengan penampilan anak-anak berkebutuhan khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar